Smeknero – Mendidik Sepenuh Hati. Aula SMKN 1 Robatal sore itu berbeda dari biasanya. Bukan karena meja dan kursi yang disusun rapi, atau pendingin ruangan yang bekerja sedikit lebih keras, tapi karena sekumpulan guru dan tenaga kependidikan yang matanya berbinar seperti anak kecil mendapat mainan baru. Mainannya? Sebuah layar besar bernama Interactive Flat Panel — disingkat IFP.
Kegiatan bertajuk Guru Berbagi edisi #03 ini bukan sekadar pelatihan teknis. Ia seperti pintu kecil menuju masa depan pembelajaran. Dimulai tepat pukul 13.20, Kepala SMKN 1 Robatal, Ahmad Fauzi, membuka acara dengan nada optimistis. “Saya berharap semua guru dan staf TU bisa mengoperasikan IFP ini,” ujarnya, dengan senyum yang tak bisa disembunyikan. “Supaya pembelajaran kita lebih menyenangkan dan interaktif.”

Senyum itu disambut tepuk tangan ringan—bukan basa-basi, tapi tanda semangat. Sebab di hadapan mereka sudah berdiri sang pemateri: Pramono Andri Siswanto, S.Pd.Gr., guru yang dikenal piawai menjinakkan teknologi di ruang kelas dan Waka kurikulum yang senang membantu rekan sejawatnya.
Pramono memulai dari hal yang paling mendasar—menyalakan perangkat. Tapi siapa sangka, dari tombol power itu, diskusi langsung menyala pula. Para guru bertanya, mencatat, bahkan sesekali mencoba sendiri di depan layar yang responsif itu. Layar disentuh, digeser, dan diseret dengan antusiasme yang jarang terlihat di sesi bimbingan teknis biasa.
Setiap fitur yang diperkenalkan—mulai dari menulis digital, menampilkan video pembelajaran, hingga kolaborasi real-time—menimbulkan decak kagum. “Ternyata gampang ya, tinggal sentuh,” celetuk seorang guru sambil terkekeh.
Namun, yang menarik bukan hanya fiturnya, melainkan semangat untuk berubah. Tak sedikit guru yang menanyakan cara mengintegrasikan IFP dalam jadwal pembelajaran disekolah. Bahkan ada yang langsung merencanakan penggunaannya minggu depan.
Menjelang siang mendekati sore, kepala sekolah kembali menegaskan harapannya: “Mulai tahun 2026, supervisi guru wajib menggunakan IFP,” katanya. Sebuah pernyataan yang terdengar seperti tantangan sekaligus janji perubahan.
Ketika acara usai, suasana aula masih ramai. Bukan karena lelah, tapi karena rasa ingin tahu yang belum habis. Dari papan tulis berdebu ke layar interaktif berteknologi tinggi—perjalanan itu kini benar-benar dimulai.
Dan jika hari ini papan tulis masih berdiri di pojok kelas, mungkin ia sudah mulai bersiap pensiun. Sebab, di SMKN 1 Robatal, masa depan pendidikan sudah disentuh—secara harfiah.
#SmekneroBerkilau
Tinggalkan Komentar