Info Sekolah
Kamis, 19 Jun 2025
  • Selamat Datang ! di Website Resmi SMK Negeri 1 Robatal Kabupaten Sampang Mendidik Sepenuh Hati
  • Selamat Datang ! di Website Resmi SMK Negeri 1 Robatal Kabupaten Sampang Mendidik Sepenuh Hati
5 Juni 2025

Idul Adha : Mandi, Berpakaian, dan Takbir, Jangan Sampai Lupa Bawa Senyum !

Kam, 5 Juni 2025 Dibaca 32x

www.smkn1robatal.sch.id – Blog Guru. Hari Idul Adha, yang dikenal dengan Hari Raya Haji, memiliki banyak makna dan nilai yang mendalam bagi umat Islam. Hari ini tidak hanya menjadi simbol pengorbanan, tetapi juga saat untuk mempererat tali persaudaraan melalui berbagai adab dan amalan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Di balik suasana penuh sukacita tersebut, ada sejumlah adab yang perlu diperhatikan agar hari istimewa ini bisa dilaksanakan dengan penuh berkah.

Adab pertama yang sangat dianjurkan adalah mandi sebelum berangkat menuju tempat shalat. Hal ini berdasarkan hadis dari Al-Baihaqi yang menyebutkan, “Mandi sebelum berangkat shalat ‘ied” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278). Mandi pada pagi hari Idul Adha bukan hanya sebagai bentuk kebersihan fisik, tetapi juga sebagai simbol kesiapan untuk menyambut hari penuh berkah ini. Dengan mandi, kita membersihkan diri tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual untuk memulai hari dengan hati yang suci dan bersih.

Setelah mandi, dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik yang dimiliki. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berbusana yang baik pada hari raya, dan ini tercatat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, yang menyebutkan, “Berhias dan memakai pakaian terbaik” (HR. Bukhari no. 906). Pakaian yang indah ini bukan hanya untuk penampilan, melainkan untuk menunjukkan rasa syukur dan menghormati hari yang agung ini. Pakaian terbaik yang dikenakan hendaknya mencerminkan kebersihan hati dan kesiapan diri untuk merayakan hari yang penuh hikmah.

Selanjutnya, ada adab yang sering kali terlewatkan oleh sebagian orang, yaitu tidak makan sebelum melaksanakan shalat ‘ied. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Ahmad, “Tidak makan sebelum shalat ‘ied” (HR. Ahmad 5/352), hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamalan sunnah Rasulullah yang menunjukkan ketulusan hati dalam beribadah. Dengan menahan diri untuk tidak makan terlebih dahulu, kita menunjukkan bahwa shalat adalah prioritas utama pada hari itu.

Adab lain yang sangat dianjurkan adalah berjalan kaki menuju tempat shalat. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berjalan kaki sebagai bentuk penghormatan dan rasa hormat terhadap ibadah yang akan dilaksanakan, seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah, “Berjalan kaki menuju tempat shalat” (HR. Ibnu Majah no. 1295). Berjalan kaki ini selain memberikan manfaat fisik, juga memberikan ketenangan hati karena kita menyadari bahwa setiap langkah yang kita ambil menuju tempat shalat adalah bagian dari ibadah yang mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.

Pada hari Idul Adha, Rasulullah juga mengajarkan untuk mengambil jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari tempat shalat. Hadis dari Bukhari menjelaskan, “Mengambil jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang” (HR. Bukhari, no. 986). Hal ini bukan hanya sebagai adab, tetapi juga untuk menambah keberkahan hari tersebut. Dengan mengambil jalan yang berbeda, kita menghindari kebiasaan yang monoton dan membuka peluang bagi kita untuk bersilaturahim dengan orang lain yang mungkin melalui jalan yang berbeda.

Selain itu, saling memberikan ucapan tahniah atau ucapan selamat juga menjadi bagian dari adab yang sangat dianjurkan. Dalam Fath Al-Bari disebutkan, “Saling memberi ucapan tahniah” (Fath Al-Bari, 2: 446). Ucapan tahniah ini bukan hanya sekadar ungkapan selamat, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan memberikan semangat kepada sesama. Ketika kita mengucapkan selamat, kita ikut merasakan kebahagiaan dan keikhlasan orang lain dalam merayakan hari yang penuh rahmat ini.

Tak ketinggalan, bertakbir dari rumah menuju tempat shalat juga merupakan bagian dari adab yang sangat dianjurkan, sebagaimana tercatat dalam As Silsilah Ash Shahihah no.171, “Bertakbir dari rumah menuju tempat shalat.” Takbir yang dilafalkan dengan penuh penghayatan ini menjadi tanda bahwa kita menyambut hari raya dengan hati yang gembira dan penuh ketulusan. Takbir bukan hanya sebagai ucapan, tetapi juga sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang begitu banyak.

Akhirnya, sebagai puncak dari seluruh rangkaian ibadah, adalah melaksanakan shalat Idul Adha dengan penuh khusyuk dan tawadhu’. Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Muslim, “Menunaikan shalat Idul Adha” (HR. Muslim no. 890). Shalat Idul Adha ini menjadi simbol pengorbanan dan ketundukan kepada Allah, di mana umat Islam menunjukkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya.

Dengan melaksanakan semua adab-adab ini, kita tidak hanya menyambut hari raya dengan keceriaan, tetapi juga dengan kesadaran bahwa setiap amalan yang kita lakukan pada hari yang penuh berkah ini akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah SWT. Hari Idul Adha adalah hari yang penuh dengan kebahagiaan, keberkahan, dan pengajaran bagi umat Islam, yang akan terus dikenang dan dilaksanakan dengan penuh rasa syukur dan cinta kepada-Nya.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Archives

Categories